Suberbhayangkara.my.id, | Banyuwangi — Dinamika politik di internal DPRD Banyuwangi kembali memanas. Seorang anggota DPRD dari Fraksi Gerindra menyampaikan permintaan maaf terbuka yang disebut-sebut sebagai langkah untuk meredam potensi kegaduhan di ruang publik. Namun, manuver tersebut justru memunculkan tanda tanya baru.

 

Guntur Mardiyanto, SH, dalam pernyataannya menilai bahwa langkah itu tidak sepenuhnya muncul dari kehendak bebas. Ia menegaskan bahwa H. Suwito diduga berada dalam kondisi tertekan ketika menyampaikan permintaan maaf tersebut sebuah indikasi bahwa ada dinamika internal yang belum terungkap ke permukaan.

 

“Kalau kita melihat gestur dan konteksnya, ada banyak hal yang tidak disampaikan ke publik. Permintaan maaf itu terlihat bukan sekadar inisiatif pribadi,” ujarnya dengan nada kritis.

 

Meski begitu, Guntur tetap menekankan bahwa pernyataan tersebut baru sebatas dugaan yang memerlukan klarifikasi dari pihak terkait.

 

Hingga saat ini, Fraksi Gerindra maupun pimpinan DPRD Banyuwangi belum memberikan penjelasan resmi terkait dugaan tekanan tersebut. Ketertutupan informasi inilah yang memicu spekulasi di kalangan masyarakat dan pemerhati politik lokal.

 

Sejumlah tokoh menilai bahwa diamnya pihak-pihak yang berkepentingan justru berpotensi memperbesar kecurigaan. Mereka mendorong agar seluruh proses dan dinamika diinternal dewan dibuka secara transparan, demi menjaga integritas lembaga dan kepercayaan publik.

 

Meski tensi politik meningkat, situasi Banyuwangi masih terpantau stabil. Namun, publik menunggu jawaban tegas: apakah permintaan maaf itu benar-benar lahir dari kesadaran, atau ada tekanan yang bekerja di balik layar?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *